Hari Ini Bergerak Begitu Halus

Hari ini bergerak begitu halus, seringan
awan menyisih di atas perbukitan. Seperti
getar pada kain layar di atas perahu kecil itu.
Kau mungkin tak pernah tahu, beginilah jalan
rindu. Jika aku bilang cinta berjalan di tepi
waktu, karena kita merasa begitu perlu

mengasingkan diri agar menjadi paham
akan gerakannya. Menjadi mata yang jeli
melihat lubang-lubang di biji kenari itu.
Mengukur berapa lama ulat dari telur dan
akhirnya memakan sedikit demi sedikit biji
lalu keluar, jadi larva lalu jadi kupukupu.

Ada baiknya, kita bayangkan tangan Tuhan
membelai urat akar pohon. Membuatnya jadi
kukuh, dan mau berbagi air dan hara untuk
membesarkan pohon itu, berdaun lebat, dan
berbuah pada akhirnya. Karena cinta ini
memang harus begitu.

Tak perlu kau merasa: waktu menjadikan
kita tergesa. Menggerakkan setiap daya diri
untuk membuktikan: aku terpilih untukmu.
Satu dari ribuan bahkan jutaan orang
yang pantas mendampingimu setiap hari.
Ah, kau pasti tahu: waktu adalah perangkap semu

dan memaksa kita ingin menyampaikan
aneka pesan rindu setiap kali. Biarkanlah hari
dan minggu, bulan, lalu tahun menjadi rancu
dalam percakapan yang sebenarnya datang
dari dalam hati sedari dini. Betapa aku ini
membiarkan cinta dikelindankan oleh rindu

dan nanti seperti gerakan hari ini yang ringan
tetapi pasti: tahu-tahu akan menyentuh bahkan lebih
dari itu akan memelukmu, tanpa perlu kau tahu
bagaimana langkahnya. Bagaimana ini
bisa sampai dalam ruang kudus di hatimu.

2015

Comments

Popular posts from this blog

Kunang kunang

Jendela Bus Kota

Kisah Pantekosta : Antara 2 Judul Film dan 2 Ekor Ayam Kampung