Selepas Menduga Gua Plato

Ada sebentuk lubang di dada : ceruk purba penuh rahasia

*
Apa yang kau tahu tentang matahari, Tuan?
Aku menduga seberkas cahaya. Di punggung, dia luruh.
Pada dinding di hadapanku, menjelma bayangan tubuh.

Apakah yang kau tahu tentang bayangan, Tuan?
Seperti sebuah kenangan, tak mungkin diabaikan.
Saat gelap datang pun aku merasa kehilangan.

Tersebab itu kau nyalakan api, Tuan?

*
Ada sebentuk nyeri kurasa : suara tanpa kata

*
Bisakah kau menuliskan suara yang kudengar, Tuan?
Ada banyak suara di dalam gua. Orang lalu lalang.
Suara dan gema saling bertabrakan.
Yang kudengar, selalu penuh rasa bimbang.

Bagaimana kau tuliskan rasa bimbang, Tuan?
Seperti menduga cahaya matahari dan pijar api
Aku mengukur bayang pada dinding yang terbentang

*
Seperti kata yang tak sempat terucap : ada yang tak dapat terungkap

2007

Comments

Popular posts from this blog

Kunang kunang

Jendela Bus Kota

Kisah Pantekosta : Antara 2 Judul Film dan 2 Ekor Ayam Kampung