Gugur Bunga

Betapa hatiku takkan pilu,
telah gugur pahlawanku

Kerinduan ini, kekasih, hanyalah
angin di pucuk kamboja sebelum
matahari senja menyapa basah
tanah dan bunga-bunga
yang memekarkan kuntum.

Betapa hatiku tak akan sedih,
hamba ditinggal sendiri

Payung hujan deras saja
terkembang di langit,
seperti mata yang mulai
tergenang. Kami mengingat
sebentuk rasa sakit; air
yang menjarum di daun itu.

Siapakah kini pelipur lara
nan setia dan perwira

Bunga yang gigilkan kuntum,
seperti kami menahan senyum.

Siapakah kini pahlawan hati
Pembela bangsa sejati

Embun segera terbaca
dari kaca jendela; pesanmu
yang tiba-tiba mengada!

Telah gugur pahlawanku
Tunai sudah janji bakti

Adakah kehidupan yang
menghidupkan kematian?
Ataukah kematian akan
mengekalkan kenangan?

Gugur satu tumbuh sribu
Tanah air jaya sakti

Titik-titik warna pelangi
terjadi saat hujan telah mati!

2007

Comments

Gita Pratama said…
puisinya tambah keren

om nulis puisi aja deh
hehehehehe...

Popular posts from this blog

Jendela Bus Kota

Kisah Pantekosta : Antara 2 Judul Film dan 2 Ekor Ayam Kampung

Embun