Tarian Hujan

Kaukah itu pohon yang angkuh?
Dedaunanmu luruh di punggung ibu
yang terbungkuk saat menyapu
Tak kau lihat sebutir airmatanya jatuh?

Dan kau tahu? Aku tak tahan
melihat tangisan. Maka kubiarkan
dedaunan di pohon itu bergoyang,
lalu luruh perlahan, sedangkan
yang sudah terserak kubasuh
hingga di got-got yang jauh.

Yang tak kumengerti, ibu tetap
menangis, bahkan kini ibu meratap!
Teringat anak semata wayang
yang hilang dilalu bandang

Duhai, aku baru sadar;
kaulah pohon keselamatan
bagi ibu saat banjir besar,
hanya saja di tanganmu
genggam anak itu terluput!


2007

Comments

Popular posts from this blog

Kunang kunang

Jendela Bus Kota

Kisah Pantekosta : Antara 2 Judul Film dan 2 Ekor Ayam Kampung