Menulismu, Puisi
Mimpi jeritkan luka ketika
peluk selimut kusingkap,
"Apakah yang telah kaujaga
saat embun dan dingin kabut
saling erat mendekap?
Ada yang sedang merangkai
rupa taman dari keping-keping
kenangan, dan ada yang menamai
setiap kembang dari kuncup luka
yang terbilang.
Lalu siapakah yang serakkan
suratkabar juga membunuh
siaran televisi hanya untuk
melukar sebenar diri yang
selama ini dikelabui?
Wahai, kau mata yang terpejam
dihalang segala kenyataan, dirajam
pahit kehidupan, mengalirlah di
basah darahku yang senantiasa
resah untuk menuliskanmu
2007
peluk selimut kusingkap,
"Apakah yang telah kaujaga
saat embun dan dingin kabut
saling erat mendekap?
Ada yang sedang merangkai
rupa taman dari keping-keping
kenangan, dan ada yang menamai
setiap kembang dari kuncup luka
yang terbilang.
Lalu siapakah yang serakkan
suratkabar juga membunuh
siaran televisi hanya untuk
melukar sebenar diri yang
selama ini dikelabui?
Wahai, kau mata yang terpejam
dihalang segala kenyataan, dirajam
pahit kehidupan, mengalirlah di
basah darahku yang senantiasa
resah untuk menuliskanmu
2007
Comments