Jalan Ke Emaus
Perjalanan ini selalu saja menyisakan kata tanya. Seperti para nabi yang tak mau menjawab kapan kiamat tiba, atau bahkan nama tuhan yang sebenarnya. Dan sore ini aku biarkan matahari memerah, memberi bayang-bayang panjang gedung dan pepohonan. Toh, aku lebih ingin menulis sajak.
Bisa saja, dalam sajak ini tidak ada bait yang saling berkait. Bisa juga kau anggap: aku terlalu banyak bermain rahasia. Sebab sajak adalah perjalanan, dan perjalananku akan kusebut sebagai sajak yang tak pernah lengkap. Sajak, yang sangat bisa saja, hanya aku yang mengerti.
Dan pada sebuah perjalanan, tentunya aku pun ingin mengakhiri. Entah pada satu tujuan, atau hanya pulang ke dalam diri. Seperti suatu ketika di Emaus, siapa yang menduga ada yang tiba-tiba mengudar kitab suci.
Bisa saja, dalam sajak ini tidak ada bait yang saling berkait. Bisa juga kau anggap: aku terlalu banyak bermain rahasia. Sebab sajak adalah perjalanan, dan perjalananku akan kusebut sebagai sajak yang tak pernah lengkap. Sajak, yang sangat bisa saja, hanya aku yang mengerti.
Dan pada sebuah perjalanan, tentunya aku pun ingin mengakhiri. Entah pada satu tujuan, atau hanya pulang ke dalam diri. Seperti suatu ketika di Emaus, siapa yang menduga ada yang tiba-tiba mengudar kitab suci.
2008
Comments