Lumpur 1


Katakanlah padaku: "Aku masih menunggu."

Yang kutahu, penantian itu tak pernah panjang
sabar. Disembur-semburkan sampah sumpah,
didebur-deburkan sejumlah gundah.

Tapi kaki-kaki kesetiaan tahan benar. Meski
lumpur membenamkan mata kaki, meski umur
pelan-pelan meminta diri.

Jangan katakan: "Aku pun tak mau terlambat!"

Waktu seperti pengungsi yang kian emosi;
menutup separuh badan jalan, melingkup seluruh
pemberitaan dengan penderitaan.

Di sini aku kian bertamadun; menguras tubuh
sekujur, berkeras pada hal-hal yang terkubur.

2010

Comments

Popular posts from this blog

Kunang kunang

Jendela Bus Kota

Kisah Pantekosta : Antara 2 Judul Film dan 2 Ekor Ayam Kampung