Malam Picisan

(1)
Bintang seperti mata Pacar,
berbinar-binar ketika mendengar
kabar - kekasih pulang

Bulan, sebulat rindu.
Tak mampu ditahan bayang
dahan. Ditelanjanginya
bulat-bulat tubuhnya di danau itu

Di antara desau angin dan
kepak kelelawar, ada yang melayang
ragu

: nada sambung telepon genggam.

(2)
Ada pesan pendek masuk
di telepon genggamku

: seseorang menunggu 
dan berdoa dengan khusyuk
di Getsemani.

Aku harap pesan itu dari pacar.
Malam ini, kami janjian
menebak rumpun mawar
- Itu Ispahan! Ah, bukan.
Dia jenis Floribunda!
Aku membayangkan sebuah perdebatan.

(3)
Di tepi danau, kulihat dia.
Yang matanya seperti bintang,
dan berkata-kata penuh rayu rindu

: selamat datang, Malam. Selamat
berjuang! Ada beberapa pertanyaan
harus dijawab agar menang. Perlu bantuan
menelepon atau mengirim pesan kepada
seseorang? Nanti kami sambungkan.

Bulan benar-benar bulat saat aku
mulai berkeringat.

Tiba-tiba terhidu harum mawar
dan dia yang tadi khusyuk berdoa
mulai bicara - Dia sudah dekat.

2013

Comments

Popular posts from this blog

Jendela Bus Kota

Kisah Pantekosta : Antara 2 Judul Film dan 2 Ekor Ayam Kampung

Embun