Belajar Bernyanyi


Kata memberikan diri pada suara. Gaung purba itu.
Kita memberanikan diri bersuara, "Ayang-ayang gung..."

Ditanamkan yang ingin dipetik setelah tumbuh.
Ditenangkan mereka yang ingin memekik-- Duhai, Priyagung!

Pada petang hari, kanak-kanak belajar bernyanyi pupuh.
Padahal, kita mengenang betapa tamak yang tak ingin ditundung.

Kekuasaan seperti kering keringat di leher baju.
Kita tak bisa merasakan, hanya kadang melihat dengan canggung.

Lalu kita belajar bernyanyi dengan suara paling merdu.
Dan sejarah hanya bicara yang tak wajar di hulu Ciujung.

2015

Comments

Popular posts from this blog

Jendela Bus Kota

Kisah Pantekosta : Antara 2 Judul Film dan 2 Ekor Ayam Kampung

Embun