Pergi Memancing



Kata begitu tenang. Menunggu di dasar kolam.

Tapi kau bukan joran.
Melainkan lidah panjang peradaban.
Yang menjulur dari mulut dan gigi-gigi masa.
Aku percik ludah. Sebentar mampir di atas pasir.


Kata terlalu remang. Lumut dan ganggang di dasar kolam.

Tapi kau bukan senar.
Melainkan tangan dan pikiran.
Yang bersatu padu pada bahasa.
Aku gas metana. Menguap tanpa bisa ditangkup.

Kata adalah gelombang. Adalah ikan. Adalah kolam.

Tapi kau bukan pemancing.
Sejak dilahirkan, kau orang lapar.
Menunggu dipuaskan sebelum bisa berhenti tiba-tiba.
Aku daun keladi. Air yang kurindu semacam keputusasaan.

2015

Comments

Popular posts from this blog

Jendela Bus Kota

Kisah Pantekosta : Antara 2 Judul Film dan 2 Ekor Ayam Kampung

Embun