Apa yang Dibiarkan Tak Dikatakan


Siapa peduli pada serangkaian peristiwa
yang terjadi -- tadi, kemarin, beberapa minggu
lalu, sebulan dulu, bertahun dalam hidupmu,
selain kau mengenangnya kembali.


Setiap hari memperkatakan keuntungan
dan kerugiannya sendiri. Ia timbangan juga
pasar bagi pikiran dan perasaanmu. Ia tak
menawarkan apa-apa selain ketergesaan,
atau sedikit kepanikan.

Pada akhirnya, setiap hari selalu menyelipkan
kekecewaan. Sesuatu yang luput engkau
perhatikan sebelum tertidur. Hari berikutnya,
kau pasrah -- meski menuliskan aneka pesan,
tapi tak ada telepon masuk untuk memastikan:

Kau baik-baik saja?

Matica masih mengolah roti.
Zakaria berjaga di depan pintu.
Lalu di hari Sabat, masih ada anak-anak Kehat.

Ya. Semua baik-baik saja. Sebelum kau sadar --
Setiap hari adalah peperangan dalam diri.

Hari ini Yonatan,
besok Abinadab,
dan lusa Malkisua
yang mati,

dan setiap malam, kau jadi Saul --
yang menusukkan pedang ke perutmu sendiri.

Siapa peduli pada serangkaian peristiwa
yang kau kenang kembali? Pada akhirnya,
setiap hari hanya meminta -- tulang-tulangnya

kautanam di bawah pohon besar.

2016

Comments

Popular posts from this blog

Kunang kunang

Jendela Bus Kota

Kisah Pantekosta : Antara 2 Judul Film dan 2 Ekor Ayam Kampung