Snafu*


Giring aku, pinta Yusuf, ke
ladang-ladang itu. Ke harum
bulir anggur, ke ranum
bernas gandum. Ke bawah
cabang terbantin, ke tepi
telaga, ke arah langkah
manja rusa, ke rumah di
mana lengkung pelangi
berakhir begitu saja.

Jangan. Jangan sesatkan
aku, pohon Yusuf, di pikiranmu.
Kota dengan seribu menara
doa dan seratus delapan puluh
pekan besar. Tujuh gerbang
tak dijagai, tak dimantrai.

Tuntun aku -- Si Buta ini,
rajuk Yusuf, ke lembut suara.
Ke percik Bethesda, ke perih
Golgota. Dan biarkan aku jatuh
dari tubir, bersama seratus ekor
babi daripada mengaduh seperti
Nuh selepas subuh.

2017

Comments

Popular posts from this blog

Kunang kunang

Jendela Bus Kota

Kisah Pantekosta : Antara 2 Judul Film dan 2 Ekor Ayam Kampung