Suara Yusuf




Suara Yusuf itu sesobek jubah.
Ini bocah harus digusah!
Ada batu meluncur. Membentur dinding sumur.

Pada riuh pekan raya,
rantak gertak pencari budak.
Dua puluh perak, Tuan Potifar!

Dalam teduh kelambu, suara Yusuf itu lirih
lagi merdu –Marilah  kita tidur, budakku.

Di hadapan mahkamah, suara itu
kukuh jadi tuduhan – Orang yang kaubawa
hendak mempermainkanku!

Di dalam penjara, suara itu hanya mimpi
juru roti & juru minuman. Ia harapan
orang-orang terbuang, juga kenangan
bagi mereka yang telah dimenangkan.

Pada tujuh tahun bertahta, ia adalah kelaparan
panjang yang mengadang, sekaligus gugus
lumbung gandum – Kau akan gelisah dengan tenang.

Hanya di karung Benyamin,
suara itu pecah jadi piala tangisan.
Piatu yang merindu bapaknya.

2017

Comments

Popular posts from this blog

Jendela Bus Kota

Kisah Pantekosta : Antara 2 Judul Film dan 2 Ekor Ayam Kampung

Embun