punggung ibu

seruling gembala tak bisa lagukan sepi
sebagaimana lembu dan domba memamah pucuk pucuk muda dengan gembira
"hutan semakin menua nak, pungutlah kayu bakar dari semak saja"
di tepi padang aku dan ibu duduk memandang gunung
di sebelah sana langit tampak murung
mungkin dia iri pada keceriaan gembala dan ternaknya
atau pada ibu dan aku?

hari menjemput hujan saat kami melangkah pulang
ibu dan aku berjalan beriringan menyunggi kayu bakar
kulihat punggungnya makin runduk
sementara hujan makin peluk
tapi ibu berjalan cepat, ada yang harus dia kejar
"ayo, nak! ibu belum masak untuk makan malam!"

sayup-sayup kudengar gembala berdendang melayu
menggiring ternaknya ke rerimbunan bambu

Comments

Popular posts from this blog

Kunang kunang

Jendela Bus Kota

Kisah Pantekosta : Antara 2 Judul Film dan 2 Ekor Ayam Kampung