bukankah kau selalu risau

: kepada pendar bulan

kenapa kau sebut malam, jika
kelopak mata tak beranjak pejam?

lantas apa yang kausimpan,
sesuatu yang tak seharusnya kutahu?

mungkin cakram kenangan itu retak
jatuh di bening embun yang terserak

haruskah kutulis ulang
kisah tentang pagi, tapi
bukankah kau selalu risau
hingga sabitmu timbul tenggelam?

mungkin bundar kesejatian pepat
bergulir senantiasa di sembarang tempat

lantas kenapa kau jelang gelap? hanya
untuk buktikan aku layak untuk menatap

Comments

Popular posts from this blog

Kunang kunang

Jendela Bus Kota

Kisah Pantekosta : Antara 2 Judul Film dan 2 Ekor Ayam Kampung