Gerak Diam

: Jemek Supardi

Dalam gerakmu, ada diam yang diam-diam mengalir
jadi airmata, mengalir, tak lagi patah-patah.

Dalam diammu, gerak airmata terbata-bata bergulir,
bergulir dia, dari mata kanan yang seperti kaca.

Aku diam menunggu engkau bergerak,
dan ketika kau diam, aku hampir saja berteriak.

Hampir saja.

2008



Note : tiba-tiba saja, di multiply saya muncul sebuah invitation yang datang dari seorang tokoh seniman pantomim ternama asal Yogyakarta, siapa lagi kalau bukan Jemek Supardi. Karena usianya yang jauh di atas saya, saya pun menyapanya dengan panggilan Pakdhe. Puisi ini saya dedikasikan untuk beliau. Semoga berkenan.

Comments

Popular posts from this blog

Kunang kunang

Jendela Bus Kota

Kisah Pantekosta : Antara 2 Judul Film dan 2 Ekor Ayam Kampung