Mengenang Rawadanau, Memandang Engkau
Seperti rindu Musa di punggung Tursina
kutapaki kepundan purba yang kini jadi rawa
Nun di ubun-ubunnya, ada mangga berdaun tebal,
yang tak akan pernah kau temukan di kota asal
Dan demi kacaunya cuaca,
sebentar hujan lalu terik,
kurapal mantra seirama dengking genjik
di sela-sela alangalang sepinggang
yang benamkan lutut dan paha
pada kerumunan lintah haus darah
di tanah basah
Sebelum pulang, kumandikan senja
di bilik jagawana tua
agar cerita buaya rawa purba
tak pernah sampai ke kota Jakarta
2008
kutapaki kepundan purba yang kini jadi rawa
Nun di ubun-ubunnya, ada mangga berdaun tebal,
yang tak akan pernah kau temukan di kota asal
Dan demi kacaunya cuaca,
sebentar hujan lalu terik,
kurapal mantra seirama dengking genjik
di sela-sela alangalang sepinggang
yang benamkan lutut dan paha
pada kerumunan lintah haus darah
di tanah basah
Sebelum pulang, kumandikan senja
di bilik jagawana tua
agar cerita buaya rawa purba
tak pernah sampai ke kota Jakarta
2008
Comments