Tabik, Kang Abik
Tiba-tiba saja, dunia terasa berbeda.
Lampu yang redup, mata yang kuyup
kembali jadi bahasa purba.
Bahasa Kakek Adam dan Nenek Hawa
yang kini teramat sayup dalam telinga
kami karena suara-suara yang pikuk.
Dan entah siapa memulainya,
tiba-tiba saja ada yang merasa begitu fasih
bercerita tentang perihnya luka.
Dan entah siapa menyambutnya,
tiba-tiba juga ada yang merasa tak lagi letih
berbagi tentang kisah-kisah cinta.
2008
Lampu yang redup, mata yang kuyup
kembali jadi bahasa purba.
Bahasa Kakek Adam dan Nenek Hawa
yang kini teramat sayup dalam telinga
kami karena suara-suara yang pikuk.
Dan entah siapa memulainya,
tiba-tiba saja ada yang merasa begitu fasih
bercerita tentang perihnya luka.
Dan entah siapa menyambutnya,
tiba-tiba juga ada yang merasa tak lagi letih
berbagi tentang kisah-kisah cinta.
2008
Comments