Semacam Pelukan Perpisahan

Sudah saatnya kita tak perlu
banyak bicara, biarkanlah lambung perahu
mengoyak bayang bulan di atas danau.

Kita dengarkan saja kukuk burung hantu
dalam diam. Agar bunyinya masuk dada,
mencengkeram dan membawa pergi
kesepian.

Sudah waktunya aku dan kamu
lebih banyak menunggu, mana jatuh
lebih dulu: sebuah bintang atau selembar
daun.

Sambil kita pandang daun-daun cemara
yang seolah saling sapa dengan angin.
Lalu kita saling menduga: pesan apakah
tak tersampaikan oleh sepi yang tak mau pergi?

Sampai akhirnya kita mengerti: Ini malam
semacam pelukan perpisahan. Di balik segala
yang kelihatan tenang, adalah hujan yang
tiba-tiba datang.

2011

Comments

andri K wahab said…
kata-kata yg dahsyat...

Popular posts from this blog

Kunang kunang

Jendela Bus Kota

Kisah Pantekosta : Antara 2 Judul Film dan 2 Ekor Ayam Kampung