Sajak Seenaknya Saja 1
Seenaknya dia masuk ke kamar memiringkan bingkai foto di dinding sambil berkelakar, "Hanya seperti inikah bentuk kenangan?" Padahal itu foto pernikahan; yang diramal kekal oleh waktu meski kini kacanya selalu diliput debu. "Aku ingat sebuah judul lagu: Suci Dalam Debu. Seperti itukah cintamu?" Ya ampun! Dia semakin bertingkah. Tapi akan kuingat tawa itu. Tawa yang paling renyah ketika menyoal cinta. Biasanya, penyair penuh ungkapan pahit getir ketika bicara cinta. Sebab itu yang utama! Tapi katanya, "Aku lapar. Bisakah kita mencari makan ke luar?" 2007