Semacam Menemukan Tomat
Duduk di kafe ini, setelah memesan
spageti aglio olio tuna dan seteko teh hijau
semacam menemukan tomat dalam diriku.
Tomat yang jingga dan lembut, juga diperam waktu
Menua senantiasa, lebih mesra dengan maut, terlebih
mencandai sesuatu dengan sesuatu yang tidak terlalu.
Tidak terlalu matang, tidak terlalu mentah
Tidak serta merta menolak segala yang datang,
tidak juga langsung menerima segala berita
yang seolah-olah derita.
Tomat yang sedang merasakan puluhan biji
di dalam dirinya seperti meronta. Ingin segera
ditanam, atau bahkan, ingin merasakan
tubuhnya terbelah lalu tersaji di atas spageti itu
tanpa harus menjadi saus saja.
Seolah mengenangkan tangan-tangan petani
yang rajin merawat dan menyiangi. Dan ladang,
Ah! Hidup itu. Di mata tomat, ladang tak sehijau
teh hijau ini memang, tapi juga tak segersang
piring keramik yang licin tanpa ornamen.
Dan, ah! Membayangkan diriku tomat
maka kubayangkan juga pisau itu
Engkau.
2013
Comments