Talk Over Botero


Aku ingin memahami alasan: mengapa kau suka memajang
lukisan Botero di dinding itu - tokoh-tokohnya selalu gemuk
dan berkulit pucat. "Eksagerasi, teman, eksagerasi," lantang
jawabmu, lalu mulai menuduh di sajakku ada yang hilang bentuk
seperti satu skup es krim pistachio di tangan gadis berbaju
merah muda itu. Memang ada yang harus diremuk, sebelum
kita sesap sarinya. Agar kita tak meributkan kulitnya, selalu.
Dan perbincangan kita seperti mendedah dan merangkum.
Mencari yang salah dan menjadikan diri maklum, karena
kebenaran bukanlah milik kita saja, seperti menduga warna
latar belakang lukisan itu, dan mengira apakah suasana
yang terjadi itu senja atau pagi buta. Bahkan lebih dari
itu, aku berhak bertanya - kenapa kita memilih berdiri
dan membincangkan Botero daripada menulis kisah sendiri?

2013

Comments

Popular posts from this blog

Kunang kunang

Jendela Bus Kota

Kisah Pantekosta : Antara 2 Judul Film dan 2 Ekor Ayam Kampung