Biarkan Aku Tenggelam



Biarkan Aku Tenggelam

Dengan dada dan kepala di dalam genangan.
Dengan bulan yang seolah mengambangkan kenangan.
Dan kesunyian seperti gerombolan ikan berenang.

Sebab waktu mengurungku seperti rumah jaga
dengan pintu dan jendela sewarna senja.
Sebab kerinduan adalah patung dengan delapan
lubang di mata, mulut, payudara, pusar dan
kelaminnya.

Biarkan aku tenggelam, seolah kolam yang dingin
tak punya tepi di salah satu ujungnya. Seperti mimpi
pada malam-malam penuh awan hitam.

Dan seandainya cinta adalah gravitasi
yang memunculkan aku kembali,
kusangka pada pintu di bangunan kuning tua
kau adalah yang berseru, "Eureka!"

2014

Comments

Popular posts from this blog

Kunang kunang

Jendela Bus Kota

Kisah Pantekosta : Antara 2 Judul Film dan 2 Ekor Ayam Kampung