Wajahmu



Wajahmu

"Percayakah engkau, Raja Agripa,
kepada para nabi?" ~ Santo Paulus.

Pikiran dan kecemasan seperti jembatan kayu
berbau garam. Angin yang mengguncang,
tak bisa menenangkan. Hanya ombak dari laut
sesekali merupa rayu maut.

Pesan-pesan darimu, kotak coklat terapung.
Perahu yang menebar jala di pinggiran, juga
sarang elang laut di atas cemara. Dari situ,
aku mengenang wajahmu.

Wajah yang melintasi cahaya, menyintas dari waktu,
lalu merasuk jadi semacam perkiraan,
sehingga aku meraba, membaca suasana kaku,
dan sesekali mengeluarkan diriku

dari suatu ke lain peristiwa. Seperti lidah kelu
Agripa ketika Festus mengirimkan Paulus kepadanya,
sebelum dia berkata, "Hampir saja kauyakinkan aku
untuk menjadi pengikutmu!"

Ah. Di pantai ini, betapa wajahmu muncul
berkali-kali, dari bau garam di jembatan
yang tertipu angin, dari kecipak sirip ikan di jala itu,
dari pekik elang dan dari kotak coklat terapung,

yang menampakkan kolom renungan agama
pada sesobek surat kabar yang tanggalnya
tak lagi terbaca.

2014

Comments

Popular posts from this blog

Kunang kunang

Jendela Bus Kota

Kisah Pantekosta : Antara 2 Judul Film dan 2 Ekor Ayam Kampung