Pintu

Adalah kekasih, tertidur
menunggu kabar dari jauh.

"Karena Tuanku bersetia,
maka aku menjaga," demikian
dipulaskan segala yang seperti
urat kayu.

Adalah rindu, ditabur
jauh sebelum kata merengkuh.
"Pada mata Tuanku nyata
kasih yang mesra," perlahan
dideritkan apa yang mirip sekali
dengan logam itu.

O! Bunyi bel itu, suara
agar waspada dan bersegera
membukanya, berkahi
ragu jemari ini.

2014

Comments

Popular posts from this blog

Jendela Bus Kota

Kisah Pantekosta : Antara 2 Judul Film dan 2 Ekor Ayam Kampung

Embun