Pada Bibirmu


Pada Bibirmu

Aku melihat rumah putih dengan banyak jendela,
semacam gedung perpustakaan di mana aku akan
sering datang belajar banyak hal. Agar lebih pintar

berkelit dari yang basah dan likat. Dan bibirmu, pokok
besar di tengah halaman, berkali-kali anak yang nakal
ini merasa penasaran: bagaimana bisa berdiri di dahan

paling tinggi, tanpa merasa takut akan terjatuh
seakan gumpalan mimpi yang kemudian hancur di
waktu pagi. Seperti telah menyisih bayang nyiur,

karena kilatan sudut bibirmu itu. Yang kupandang
dengan perhatian yang teramat lebih. Tanpa perlu
merasa begitu sedih.

2014

Comments

Popular posts from this blog

Jendela Bus Kota

Kisah Pantekosta : Antara 2 Judul Film dan 2 Ekor Ayam Kampung

Embun