Mencintaimu




Mencintaimu

Mencintaimu adalah berpikir bagaimana mendirikan sebuah tongkat kayu yang berat. Dan bila aku memandang persis di tengahnya, dunia seolah terbelah dua. Kiri dan kanan. Baik dan buruk. Masa lalu dan masa depan.

Mencintaimu adalah memandang ke depan. Melihat langit dengan awan menyisih, di bagian atas, dan juga melihat jalan berbatu, di bagian bawah. Memandang apa yang sebenarnya hanya dugaan dan perkiraan. Meskipun tongkat kayu itu seolah telunjuk yang mantap menuju engkau.

Mencintaimu juga berarti membicarakan bunga dan tunas. Sekaligus. Bunga, betapa merah dan berduri, kadang tampak pongah dengan selubung yang hijau. Sedangkan Tunas, pucat dan ingin segera masuk dalam ruang berwarna seperti otak. Dua gambaran yang begitu abstrak namun semarak.

Mencintaimu, sebenarnya lebih menyoal aku. Menyoal cara berdiriku yang agak miring, menyoal warna kulitku, menyoal di sisi mana aku berdiri di depan tongkat kayu yang berat itu. Tongkat yang serat kayunya seolah tengah dipelintir waktu.

2014

Comments

Popular posts from this blog

Jendela Bus Kota

Kisah Pantekosta : Antara 2 Judul Film dan 2 Ekor Ayam Kampung

Embun