Kapal
Ada saatnya kau tak lagi
mempertanyakan pantai.
Sangsi cuma sisa cecap
anggur dan amis remis
tanpa kecap dan jeruk nipis.
Tadi -- rombongan koper
dalam bagasi sudah tuntas
dinomori dan diberi resi.
Kau tinggal berangkat,
dengan cinta yang cacat.
Tinggal abai pada peluit
dan suar. Selepas itu, kita
sama-sama berpikir keras:
hidup tak lebih pelik daripada
persoalan menarik napas.
Dan kau masuk dalam rindu.
Sumba biru dalam sukmamu itu.
Tapi -- ada saatnya kau tak lagi
mempercayakan diri sendiri.
Nasib jadi gelombang
menyuruki pinggang.
Meraba-raba kehampaan.
2015
Comments