Lagu


Usai sudah waktu berbual.
Kau adalah nada tertinggal
dari hantu penyanyi itu.

Di kafe ini, tak pernah tersaji
kenangan seberminyak goreng pisang.
Dan tak perlu tisu untuk menangisi
masa lalu yang beranjak di sisa malam.

Percayalah, mikrofon tak ragu
meneruskan doamu. Kau bisa
kembali naik pohon atau diam.

Dari jendela kafe, sudah dibentang
langit kirmizi. Tiang-tiang dipancang
pencuri sesuai solmisasi.

Tiba-tiba kita terhenyak.
Dengan tangan berminyak, dia
yang masuk dari jendela berteriak:

Aku ingin bernyanyi. Tentang
surga dan neraka yang sunyi.
Dan dunia yang diciptakan
mimpi.

Cuma piano (dari sudut panggung)
mengalunkan sonata ke dua.

2015

Comments

Popular posts from this blog

Jendela Bus Kota

Kisah Pantekosta : Antara 2 Judul Film dan 2 Ekor Ayam Kampung

Embun