Sajak


Hanya melintang.
Dari kecemasan hingga gamang.
Selebihnya angin. Menggelitik sulbi.

Dia akan menyapa pagi, katamu,
setelah lebih dulu menyalakan matahari.

Aku belum mengerti -- di atas atap,
asap mengalahkan nasib. Kasip, katamu.

Sajak sudah terbentang.
Ujung dan pangkal hanya titik.
Remuk sebelum terpegang.

Angin pagi, turun dari bukit.
Kita cuma daun, jeritmu,
tak kuasa menerjemahkan gaung.

2015

Comments

Popular posts from this blog

Jendela Bus Kota

Kisah Pantekosta : Antara 2 Judul Film dan 2 Ekor Ayam Kampung

Embun