Celebration of Birth

Aku kini mengerti - mengapa langit begitu kusam,
begitu muram, dan tanah ini pun hitam, lalu pohon
di kejauhan berwarna biru terang, bukan hijau
penuh pukau serupa punggung bayi itu.

Kau yang benderang, menyambut aku, menyapa
aku dengan suara semerdu dua seruling dimainkan
bersahutan, selincah sepasang mahluk berkaki
rusa, sesemarak pokok bunga yang cerah.

Dan aku pun kini paham - betapa cerita tentang
kita dikisahkan gadis-gadis belia sepulang sekolah,
dicemburui muda-mudi yang mabuk asmara, bahkan
dipahami sebagai kisah penuh kemalangan.

Padahal, aku hanya buah yang ranum di matamu,
dan hanya rindu jemari ibu, dan kau hanya kebebasan
yang meluncur turun tanpa selendang, tanpa sayap,
tanpa bintang,

dari ketinggian yang tak ingin aku kira
- sebagai apa.

2012

Comments

Popular posts from this blog

Kunang kunang

Jendela Bus Kota

Kisah Pantekosta : Antara 2 Judul Film dan 2 Ekor Ayam Kampung