Dia yang Berjalan Menyisir Semenanjung

Untuk CA

Jika bukan karena cinta, dia tak mungkin berjalan
sendiri menyisir semenanjung, menyisih dari malam
yang seperti pantai hilang alun. Tak dihiraunya gerimis,
         sebab ini bukan saat yang tepat untuk menangis.

Jika bukan karena cinta, dia tak mungkin memungkiri
sisa penjelajahan pada kapal, perahu, tiang layar, dan temali.
Sebab waktu tak berhenti seperti usai menghitung deret gudang
dan rumah tua ke sekian. Sebelum semuanya lenyap jadi kenang.

Dan jika bukan karena cinta, dia tak akan berucap selamat tinggal
dan membayangkan betapa hangat sarang elang di pucuk pohonan,
                                  betapa erat maut membayang dari kehidupan.

2012

Comments

Chandra Wily said…
Apa pun ia lewatkan demi sampai pada cintanya ya, Kak :')
dedyriyadi said…
Ya. begitulah.

Popular posts from this blog

Jendela Bus Kota

Kisah Pantekosta : Antara 2 Judul Film dan 2 Ekor Ayam Kampung

Embun