Cuma Tangisan

Ada yang harus direlakan, agar kita bisa menerima.
Seperti luka di tangan diulurkan ke tangan tabib tua itu.
Dan ada yang harus diobati dan dibebatkan, agar
penerimaan kita terasa ringan. Seperti jarum yang
berkejaran pada jam di langit-langit stasiun. Sementara
kau baru hendak melepas peluk, belum juga duduk.
Tapi peluit panjang itu terdengar lantang. Mungkin
yang kita perlu cuma tangisan, yang jerit, yang sakit,
agar kita bisa bangkit dan menerima kenyataan.

2012

Comments

Popular posts from this blog

Jendela Bus Kota

Kisah Pantekosta : Antara 2 Judul Film dan 2 Ekor Ayam Kampung

Embun