Selalu Ada Waktu Menunggu

Di warung itu, dia memesan kopi dan segera disesap sepi. Halaman-
halaman majalah yang dibaca tak membawanya ke mana-mana, selain
pada sebuah dugaan - ada yang terlambat karena dihambat jalan.
Tapi cinta tak perlu dugaan, bukan? Selain bahwa kita harus yakin
ada yang membuat kita merasa tak bisa dipisahkan - sebagaimana
di dalam sajak: ada yang ingin diucapkan oleh kayu kepada api
dan ada yang harus direlakan awan dari hujan. Itulah mengapa
dia rela menunggu di warung itu, sementara ada yang menepi
dan menyisakan sebuah sudut di dalam ruangan sehingga tak bisa
dilihatnya dari jendela - apakah langkah-langkahnya sudah terlihat,
atau masih terhambat? Barangkali pada halaman-halaman tersisa
dari majalah yang dibacanya, ada tulisan supaya dia tetap sehat
dan membangkitkan minat setidaknya agar lebih rajin berolah-raga,
sebab dalam cinta selalu ada waktu menunggu dan waktu berjaga.

2012

Comments

Popular posts from this blog

Kunang kunang

Jendela Bus Kota

Kisah Pantekosta : Antara 2 Judul Film dan 2 Ekor Ayam Kampung