Kalau Aku Menulis Sajak Tentang Ular

1/
Kalau aku menulis sajak tentang ular,
jangan sekali pun kau berpikir - aku ingin jadi pendekar.

Aku hanya ingin tidur melingkar,
menekuk lututku sedekat dada, dan biar

mimpi menelan seluruh pikiran liar
dan membenamkannya sampai ke dasar

sesuatu yang kau sebut naar
di mana sampai hangus dan lebur dia dibakar.

2/

Konon ada sebuah pohon besar di tengah taman,
di sana ular itu tidur dengan nyaman.

Dia bermimpi sepasang insan
datang dan meminta saran

tentang kehidupan.
Dia hanya mendesis pelan.

Si perempuan ingin makan,
Si lelaki itu sedang kasmaran.

Ketika ditunjuk buah di dahan,
Si lelaki segera mengambilkan.

Ular itu terbangun karena suara gesekan,
dia merasa terlambat mengingatkan.

3/

Kalau aku ingin menulis sajak tentang ular,
baiknya kau bacakan lagi kisah orang Tatar.

Di mana diramalkan seratus tahun tidur melingkar,
seekor ular bisa tumbuh sangat besar.

Dan di Bilär, orang-orang Bulgar
ingin membunuh seekor ular besar.

Tapi Tuhan begitu mengasihinya, dua lembar
sayap ditumbuhkan padanya, dan ular

itu terbang. Menghindar
dari kematiannya. Dan bersabar

menunggu saat yang benar
untuk kembali, di dada seorang tsar.

4/

Di pintu taman,
Lelaki dan Perempuan itu sesenggukan.

"Tuhan hanya memikirkan
penghakiman dan penghukuman!"

Mereka berdua menginginkan
kelak ada dari keturunan

mereka membuat perhitungan
dengan ular, juga dengan Tuhan.


2013

Comments

Popular posts from this blog

Kunang kunang

Jendela Bus Kota

Kisah Pantekosta : Antara 2 Judul Film dan 2 Ekor Ayam Kampung