Perasaan-Perasaan dalam Hujan

Betapa tabah awan menimbun duka laut, danau,
dan sungai di tambun tubuhnya, sebelum angin
begitu perkasa memaksanya turun sebagai hujan.

Betapa gelisah langit menyaksikan tubuh awan
dipecah jadi butiran hujan, hingga dijanjikannya
terbit pelangi, nanti jika hujan reda.

Betapa kuatir petir hingga dipukulnya udara
yang dingin dan basah, dan berkilat-kilatlah
dia.

Dan betapa cemasnya yang menyeberangi hujan,
menyangka kilat akan menyatakan nyala matanya
yang habis menangis, dan hujan tak juga menghapus
jejak tangis di kedua pipinya.

Sampai-sampai, dia tak mau memandang kepadaku,
yang dari tadi dilanda ragu untuk mengembangkan
payung.

2013

Comments

Popular posts from this blog

Kunang kunang

Jendela Bus Kota

Kisah Pantekosta : Antara 2 Judul Film dan 2 Ekor Ayam Kampung