Tetirah dalam Tiga Batang Paku di Dinding

Setelah membayangkan mengarung padang
alang-alang, seekor capung mengambil waktu
berhenti di paku pertama. Sayapnya terbentang
seperti tengah berkata, "Aku tak ingin kau ganggu

meski di bawah paku ke dua, bahumu lanjang
dan matamu yang pejam kau tumpu
pada sepasang lengan. Seolah baru datang
kekasih dan belum sempat melepas sepatu."

Dia juga seolah menantang
pada kelinci di bawah paku ke tiga, "Kau tahu
arti lucu? Dunia yang dipaksa tenang
berhenti dari kejaran waktu!"

Dunia yang tumbuh dari bayang-bayang
penari yang tertidur itu.
Dunia yang dibesarkan lidah panjang
cicak berwarna abu-abu,

yang hendak menerkamku.
Sementara di meja sebidang,
kau - kelinci belang - menatapku
seolah aku ini pembawa kabar dari padang.

Kabar yang ditunggu-tunggu,
oleh penari yang tertidur tenang,
dan akan menggerakkan telinga panjangmu
hingga dia bangun dengan dada terguncang-guncang.


2013

Comments

Popular posts from this blog

Jendela Bus Kota

Kisah Pantekosta : Antara 2 Judul Film dan 2 Ekor Ayam Kampung

Embun