Pejuang


Dia datang kepadamu dengan muka
hancur. Masa lalu dari sebuah medan
tempur. Dia memberimu kabar: bendera,
harapan yang menyala, harus terus
dikibarkan. Dikobarkan. Dan luka,
peradaban yang belum sempurna,
harus dibebat obat penawar. Agar
tak ada keluh terdengar.
Jika kau bertanya, "Bagaimana
masa depanku?" Dia akan memberimu
peluru, "silakan maju bertempur dulu."
Jika kau mengeluh, "Ah, sepertinya
perjuanganmu tak berhasil dulu!"
Dia tertawa,"Kau belum pernah terluka?"
Di lehernya, terlipat (seperti kau lihat)
selembar kain putih. Dan kau mengerti
benar -- ada yang dia ikat dan tak akan
pernah dia kabarkan kepadamu.
2016

Comments

Popular posts from this blog

Jendela Bus Kota

Kisah Pantekosta : Antara 2 Judul Film dan 2 Ekor Ayam Kampung

Embun