Seri Puisi : Kau Kuasai Kanvasku

Impasto

: Tasfrir & Zetsal

Menaiki gurun, menakik bukit dan gunung,
mencari arti dari yang arkaik, seperti membangkitkan cahaya
melalui sebuah warna.

Maka, dengan kuas tumpul,
dia coba perbaiki nasib – retak tulang dengkul.

Dikuatkan tangan dan iman pada setiap goresan.
Doa – jika itu sebutannya – serabut semata,
dicampur untuk menghasilkan dugaan

(-- tepatnya harapan, tapi dia biarkan demikian)

dan beginilah yang terjadi:
yang hancur hanya pulasan tipis-tipis -- ujung kuas rambut kuda selencir,
yang berpendar curahan besar -- semarak warna dasar,
yang tegas, yang membayang -- arsiran kuas bambu jepang.

Dan terjadilah ruang percakapan panjang
– masa lalu & sekarang,
dan sebuah perenungan yang tak kunjung kalis
dari hari pertama dalam kitab genesis.

2016

Comments

Popular posts from this blog

Akhirnya, Aku Punya Kisah untuk Kuceritakan Kepadamu

Jendela Bus Kota

Kisah Pantekosta : Antara 2 Judul Film dan 2 Ekor Ayam Kampung