Di Dadamu Ada Nuh

Di dadamu, dermaga Ararat.
Seorang Nuh telah melempar sauh,
sambil memandang gunung-gunung yang jauh.
Gunung-gunung yang kemarin timbul tenggelam
dihantam gelombang. Gunung-gunung yang
tak lagi ada sisa-sisa sangkar burung.

Di dadamu, bahtera mendarat.
Dan berkeriapan segala hewan menjangkau
lubuk-lubukmu dengan riuh. Lubuk-lubuk
yang kemarin hilang di dasar bandang.
Lubuk-lubuk yang kehilangan palung.

Di dadamu, aku berumah.
Menikmati sejarah yang tumbuh jadi ilalang.
Di sepanjang lipatan dan kerutan.

2007

Comments

Anonymous said…
bagiku : ini sajak yang baik.
begini yang kunilai,

alur yang ketat dan utuh. deskripsi dari objek sajak ini "dada" dan "nuh" masuk ke dalam tubuh sajak.

ending yang baik. majas yang dipergunakan merangkum deskripsi dari bait-bait di atasnya.

diksi. dedy memang penyair yang ulet dan jeli. diksi yang dia pakai tidak membosankan.

salut deh..!

- pakcik Ahmad, Jkt

Popular posts from this blog

Jendela Bus Kota

Kisah Pantekosta : Antara 2 Judul Film dan 2 Ekor Ayam Kampung

Embun