Menunggu Kereta Berangkat,
Berharap Kau Selalu Dekat

Menunggu kereta berangkat ciptakan ruang tak bersekat, Cinta

tak diganggu ruang dan waktu, di dalamnya kau dan aku; satu.

Kotaku dan kotamu tertata sementara di bilangan jam tua,
bahkan aku selalu merasa mereka ada ketika kuterjaga saja.

Pekik peluit petugas, tuas-tuas rem dilepas, bendera dikibas,
melepas katup-katup rindu. Meletup! Meletuplah aku!

Ini rindu yang bertebaran di udara, bukan lagi asap batubara.
Cinta telah ciptakan wangi semesta; Kuhirup, hiduplah aku!

Perjalanan ini tak lama, persis tulisan di brosur pariwisata.
Sabarlah, Kekasih. Sebab seperti itu juga, penantianmu tak lama.

Kau tahu, Kekasihku, aku selalu berharap kereta cepat
berderap, hingga jarak kita semakin rapat, semakin dekat.

Dan ini sungguh lucu. Entah bagaimana aku merasa hatiku
telah jauh tinggalkan kereta yang melaju. Menujumu.

2007

Comments

Popular posts from this blog

Jendela Bus Kota

Kisah Pantekosta : Antara 2 Judul Film dan 2 Ekor Ayam Kampung

Embun