Percakapan Argometer 5

1/
Sekarang kita sama-sama asing,
Tak dulu, pun nanti, kita tetap orang lain.
Biar betapa inginku kaukenang, pada halte
di taman itu, aku segera disergap kesepian.

Padahal mungkin kita bisa bertukar alamat,
sesuatu yang kita datangi, di mana akan ada
kata-kata kita kurung dengan penanggalan,
penggalan kenangan, dan sepi-sepi yang tertinggal.

Meski nantinya, kau mengenalku sebagai
angka, sejumlah recehan, dan sebaris ucapan
: "Terimakasih. Senang bertemu lagi." Juga
jabatan pada tanganmu yang nyaris basah.


2/
Kita tak pernah selesai mencari. Pun di jalan ini.
Lagu-lagu yang terdengar di radio, meski bukan
sejenis lagu mellow, tetap saja menggelitik di
tengah kesepian yang panjang.

Apalagi suara panggilan dan alamat-alamat
yang serak pada radio panggil mungil itu,
terasa benar seperti mendengar seruan ibu,
tkurasa kau tak pernah tahu, bukan?

Hanya angka-angka lucu merah jambu
menjadi balon-balon ulangtahun yang ingin
segera meletus, membuat aku seakan-akan
rela; Suatu saat pencarian harus dihentikan.

2007

Comments

Popular posts from this blog

Jendela Bus Kota

Kisah Pantekosta : Antara 2 Judul Film dan 2 Ekor Ayam Kampung

Embun