Pesta Dansa

Tak ada kepura-puraan di kafe itu,
dalam dekapan pemuda, dia berdansa
: entah di degupan ke berapa, dia terlena.

Tuts-tuts piano selincah betina yang manja,
mengeluskan bisikan lembut di telinga
"Kita tak butuh siapa-siapa," jeritnya.

Sebotol rum dan wangi parfum, juga seulas senyum
mata kita pun meruang pada temaram lampu
"Apakah benar kita ini hanya memperpanjang ragu?"

Hanya saja, kepastian tak datang di kafe itu,
seperti angin seusai badai, dansa itu usai.
"Aku hanya merangkai apa yang ingin kaucapai."

2007

Comments

Popular posts from this blog

Jendela Bus Kota

Kisah Pantekosta : Antara 2 Judul Film dan 2 Ekor Ayam Kampung

Embun