Malam Telah Menutup Segala Pintu

Malam telah menutup segala pintu dan buka satu jendela
rahasia, yang kau tahu, dari sana kupandang wajahmu.

Tak ada lagi rasa terkungkung, layaknya anak domba,
lari aku di luasan pandang, menghidu segar rerumputan.

Bahtera ini terdampar oleh nyanyi Calypso bibirmu
di pantai-pantai abadi, cinta telah dilenakan waktu.

Dan jika ku tak kuasa berpaling dari pandangmu,
semata-mata oleh cinta belaka. O, cinta begitu berbahaya.

Hanya badai buat malam ini semakin galau,
tapi sepenuh cinta aku akan terus meracau.

Bondowoso mengutuk Jonggrang tersebab cinta,
kekasih jadi arca agar tak lagi tersimpan rahasia.

Dalam gelap suasana, kuteriakkan; “Kau kekasih.
Hanya kepadamu mataku tertuju.” Kau saja, kekasih.

Malam ini, kekasih. Tidurku akan sangat lelap,
tersebab namamu terdengar sepenuh senyap.

2007

Comments

Ferdi Afrar said…
saya suka puisi ini, tapi belum dapat berkomentar, hanya dapat mengucap: saya suka, sekali lagi suka.karena saya kirim salam lewat shoutbox gagal terus dan mungkin gak tau caranya jadi saya kirim salam lewat sini saja. salam kenal juga mas :)

Popular posts from this blog

Jendela Bus Kota

Kisah Pantekosta : Antara 2 Judul Film dan 2 Ekor Ayam Kampung

Embun