Mataku, Sahabat yang Jahat

Mata kita masih bersahabat, bukan?
Dulu menjelang ujian, di sebuah taman
mereka saling melengkapi catatan.

Lalu tiba-tiba bunga randu berguguran.
Mataku menangkap isyarat perpisahan,
pelupuk matamu mengangguk, mengiyakan.

Dan seperti sebuah kolam, matamu
begitu pandai merangkai kisah hujan,
yang terbaca di mataku sebagai pucuk
teratai yang tengah bermekaran.

Sebetulnya mataku ini punya niat begitu
jahat, betapa ingin dia mencuri larik kesepian
yang belum sempat kautuliskan.

2007

Comments

Anonymous said…
ded...lagi lirik puisinya sape...
hayohh...^^

Popular posts from this blog

Jendela Bus Kota

Kisah Pantekosta : Antara 2 Judul Film dan 2 Ekor Ayam Kampung

Embun