Payung

Kesetiaan itu sederhana, katamu,
Payung yang sedia dikembangkan
ketika gadis itu hendak menyeberang,
di dalam gerimis.

Dan kau tak menangis. Tak perlu
bersedih ketika hujan seumpama
logam yang dijatuhkan begitu pelan
dan teramat tragis.

Sebab kesetiaan itu dunia tak pernah tidur,
malam dan lampu yang saling mengingatkan
barangkali di depan tembok sebuah gang,
seorang gadis

berpisah dengan seorang penyair
setelah berbincang tentang cinta dan negeri
yang penuh basa-basi. Tapi, aku memahami

kesetiaan seperti slogan di papan iklan,
payung yang tak jadi kembang, serta
hujan yang menggigil sendirian

di jalan. Dan gadis itu tak peduli
lagi pada hujan, pada penyair itu,
dan ceritanya yang membual-bual

seperti air di selokan.

2013

Comments

Popular posts from this blog

Jendela Bus Kota

Kisah Pantekosta : Antara 2 Judul Film dan 2 Ekor Ayam Kampung

Embun