Suatu Malam di Ladies Market

Aku tak pandai menawar, tapi di sepanjang jalan
ini semua orang berdagang, "Uang. Uang. Uang!"

Di kedai dekat perempatan, aku membeli minuman,
dua puluh lima dolar, tak lebih tak kurang.

Betapa perhitungan adalah menaksir dan
menimbang. Menimbun dan membuang.

Lalu bagaimana menemukan kesenangan dalam
perjalanan? Apakah dengan berbelanja? Seseorang

bergegas ke kios penukaran mata uang, dan
kembali dengan menenteng barang-barang.

"Di sana", katanya, "kaos dan jam tangan
sedang diobral!" Senyumnya mengembang.

Di perempatan, ada pemuda India dan
dua orang nenek Cina berteriak lantang,

"Pijat! Pijat! Pijat kaki dan badan!"
Di pikiranku, ada yang tiba-tiba meruang

: semacam perkiraan, dalam kehidupan
perjuangan adalah hal yang tak boleh berkurang.

2013

Comments

Popular posts from this blog

Jendela Bus Kota

Kisah Pantekosta : Antara 2 Judul Film dan 2 Ekor Ayam Kampung

Embun