Terjemahan Bebas Sad Steps - Philip Larkin

Philip Larkin adalah seorang penyair yang saya suka. Ada banyak hal yang saya contoh dari dia semisal kesetiaannya bersanjak. Akan tetapi dia juga imajinatif. Salah satu puisinya yang saya terjemahkan secara bebas kali ini berjudul "Sad Steps" yang menceritakan suatu keadaan di suatu malam setelah medusin. Apakah dia mencekam seperti sajak Frost atau Poe? Rasanya tidak. Makanya saya sajikan untuk Anda.


Sad Steps
By Philip Larkin

Groping back to bed after a piss
I part thick curtains, and am startled by 
The rapid clouds, the moon’s cleanliness.

Four o’clock: wedge-shadowed gardens lie 
Under a cavernous, a wind-picked sky. 
There’s something laughable about this,

The way the moon dashes through clouds that blow 
Loosely as cannon-smoke to stand apart 
(Stone-coloured light sharpening the roofs below)

High and preposterous and separate— 
Lozenge of love! Medallion of art!
O wolves of memory! Immensements! No,

One shivers slightly, looking up there.
The hardness and the brightness and the plain 
Far-reaching singleness of that wide stare

Is a reminder of the strength and pain 
Of being young; that it can’t come again, 
But is for others undiminished somewhere.

=======

Langkah-Langkah Kesedihan
oleh Philip Larkin

Kembali meraba-raba ranjang setelah berkemih
kusibak tebal tirai itu, dan aku terperanjat
betapa cepat awan bergerak, betapa bulan memutih.

Pukul empat: taman-taman tergolek dengan berat bayang-bayang
pada suatu luasan, langit yang dipilih angin.
Ada yang bisa ditertawakan dengan semua yang kupandang.

Bagaimana bulan mengerlipkan cahaya menembus gemawan itu
yang dihembus bebas seperti meriam asap terpisah
(jadi tegas atap di bawah sana dengan cahaya berwarna batu)

Membubung dan janggal dan terpisah -
seperti manisnya cinta! Seni menghargai!
O, Serigala ingatan. Membuas-meluas. Ah!

Seseorang perlahan menggigil. Memandang ke sana.
Pada yang keras, pada yang terang, dan pada yang biasa.
Kesendirian yang tak terjangkau dari luas tatapannya.

Seperti ingatan akan kekuatan dan kesakitan
menjadi seorang pemuda; yang tak akan pernah datang
kembali. Tapi bagi seseorang di suatu tempat, tak berkurang.

Comments

Popular posts from this blog

Kunang kunang

Jendela Bus Kota

Kisah Pantekosta : Antara 2 Judul Film dan 2 Ekor Ayam Kampung