Akar Gantung


Menjulur ke bawah, seolah mengukur
segala yang tabah. Menelusur tiap jejak
langkah: busur udara, karbon dioksida.

Memelihara keras penampang kayu,
menjaga yang waras dan tampak lugu.
Arah jemari ketika berdoa dengan suara
tergugu, "Tuhanku. Tuhanku."

Begitulah penaku meneteskan tinta
hijau. Menetaskan cinta pada engkau.
Membuat kuat bahasa dengan melekat-
liatkan kata-kata.

Supaya pohon diriku bernafas.
Supaya yang aku mohon ini tak pernah
lepas dan lekas.

2014

Comments

Popular posts from this blog

Kunang kunang

Jendela Bus Kota

Kisah Pantekosta : Antara 2 Judul Film dan 2 Ekor Ayam Kampung