Bukan Dalam Puisi

Puisi mengajarku merenung dengan benar;
setenang capung di atas bungai teratai, atau
segamang payung ditutup saat hujan usai.

Puisi juga telah memberitahuku menghitung lama bersabar;
sepasrah kerang dipanggang panas pantai, atau
seramah kaki capung di pinggang tunas yang seolah melembai.

Tapi puisi tak pernah menyebutku sebagai orang liar;
hanya karena aku tak pernah menyambutmu, "Hai..." atau
ketika terkejut, tak kuingat Tuhan yang acap kugapai-gapai.

Dia akan memelukku seolah tak pernah ada onar;
semua orang hidup dalam harmoni, dan alam ini begitu
lestari. Karena harus kuwujudkan semua ini

dalam hidup sebenarnya.
Bukan dalam puisi.

2014






Comments

Popular posts from this blog

Jendela Bus Kota

Kisah Pantekosta : Antara 2 Judul Film dan 2 Ekor Ayam Kampung

Embun